Mencari Takdir Terbaik

Mungkin diantara kita ada yang bertanya, kalau semuanya sudah tertulis dalam takdir Allah Ta’ala buat apa kita berikhtiar?

Takdir itu terbagi menjadi dua, pertama takdir yang kita tidak bisa memilih dan yang kedua adalah takdir yang bisa dipilih dari satu takdir ke takdir yang lain. Dalam pemahaman jabariyah bahwa semua perbuatan manusia bukan atas kehendak sendiri, namun ditentukan oleh Allah Ta’ala. Sedangkan dalam pemahaman Qodariyah bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri.

Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik berbuat baik maupun berbuat jahat. Begitu juga bagi seseorang yang memilih untuk berbuat zina, kemudian ia tidak mau bertaubat, maka Allah akan menakdirkannya juga baginya pasangan pezina. Seperti Firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya:

اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ اُولٰۤىِٕكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَۗ  لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ ࣖ

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. An- Nur: 26)

Pada dasarnya jangan tergesa-gesa untuk kecewa, hal yang harus dilakukan adalah menyikapinya dengan cara husnu dzon. Kalau kita di PHK dari tempat kerja, maka bersabar dan tunggu hikmahnya, boleh jadi Allah sedang menyiapkan yang terbaik untuk kita, yang tadinya bekerja dilingkungan yang membuat kita tidak mampu menjaga sholat dan beramal dengan baik, kemudian ditempatkan dilingkungan yang semakin membuat kita dekat dengan Allah Ta’ala.

Bagaimana jika setelah di PHK penghasilan jadi sedikit? Maka tetap belajar mengambil hikmahnya, dengan penghasilan sedikit kita lebih tawadhu’, tidak boros, dengan uang sedikit tidak mudah melakukan maksiat karena ingin membeli hal-hal yang tidak bermanfaat, belum lagi beli sesuatu yang mewah membuat diri jadi sombong dan ujub.

Jadi setiap takdir yang sudah ditetapkan pasti adalah yang terbaik bagi seseorang, karena takdir merupakan ketetapan Allah Ta’ala, tidak mungkin bagi Allah yang Maha penyayang dan pengasih ingin mencelakakan hamba atau ciptaannya, makanya apapun takdir yang menimpai kita bersabarlah dalam mengambil hikmah. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

 

Bagi Jama’ah sekalian yang tertarik untuk berkontribusi terhadap syiar dakwah dan wakaf untuk pembangunan sarana ibadah & belajar santri, bisa menyalurkannya melalui rekening beikut:

Bank Syariah Indonesia (BSI) 9255.373.000 an Yayasan Daarut Tauhiid