Cara Allah Memuliakan Hambanya
Cara Allah Memuliakan Hambanya
Hadirin sekalian, patuhilah ketetapan-ketetapan yang sudah Allah atur untuk kita sebagai manusia sekaligus hamba-Nya. Orang-orang yang mematuhi ketetapan Allah dan yang tidak mematuhi ketetapan Allah akan berbeda kedudukannya juga di sisi Allah Ta’ala. Sebagai contoh dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan (ingatlah) tatkala Pemelihara kalian mengumumkan bahwasanya jika kalian bersyukur, maka sungguh Aku akan tambah untuk kalian (akan nikmat). Dan jika kalian kufur, sesungguhnya siksa-Ku sangatlah pedih.”
Jadi lakukan saja apa yang Allah perintahkan kepada kita, nanti akan ada waktunya Allah membalas janji bagi orang yang mematuhinya. Dalam realitanya kita merasa patuh dengan ketentuan yang sudah ada, namun ada orang yang ingin licik terhadap diri kita, maka itu tidak akan terjadi atas izin dan takdir Allah Ta’ala. Tapi bagaimana kalau ada orang yang sudah patuh tapi ditipu, dicelakakan, dan difitnah? Maka pertanyaannya adalah, apakah ketika kita ditipu, dicelakakan, dan difitnah menjadi sesuatu yang jelek bagi kita?
Maka tentu saja tidak, boleh jadi itu cara Allah menggugurkan dosa seseorang dan diangkat derajatnya oleh Allah. Kalau kita menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang jelek, berarti kita terlalu melihat hal tersebut dari perspektif nafsu. Kita menganggap setiap ada hinaan, ejekan, dipermalukan, dan difitnah adalah sesuatu yang jelek, padahal Rasullulah Shalallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang mulia dan sangat taat kepada Allah Ta’ala, namun beliau telah melewati semua itu dari apa yang kita rasakan dan hadapi.
Pada akhirnya tetap saja ada orang yang tidak suka, tetap ada yang ngebuli, tetap ada yang menghina, dan bahkan ada yang memerangi dan memusuhi. Apakah hal tersebut membuat Nabi menjadi hina? tentu saja tidak. Ada seorang dokter yang sangat rajin ke masjid dan senang membacar Al Qur’an, anaknya juga yang masih remaja sangat rajin ke masjid, pinter, dan sudah keterima dari salah satu perguruan tinggi, namun takdir ia tidak lulus SMA, akhirnya kedua orang tuanya sedih dan panik, tapi seorang anaknya tetap berdo’a kepada Allah agar diberi yang terbaik.
Dan masyaAllah ternyata Allah memberikan jalan yang yang lebih baik bagi anaknya. Sekaligus menjadi pelajaran juga buat orang tuanya, karena segala sesuatu yang terjadi tidak lepas dari pengaturan Allah Ta’ala dan juga dipengaruhi sedikit atas perilaku kita sendiri. Wallahu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)