Apa Itu Haji Mabrur?

Apa Itu Haji Mabrur?

Setiap Muslim yang berangkat haji tentu bercita-cita ingin meraih haji yang mabrur. Lantas apa sebenarnya makna haji mabrur?. Para ulama memiliki beberapa pendapat tentang makna mabrur itu sendiri. Beberapa ulama menilai Haji Mabrur adalah pahala yang diterima di sisi Allah.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan satu istilah, yaitu Mabrur atau haji Mabrur melalui beberapa hadistnya untuk menunjukkan makna haji yang baik dan sempurna. Rasulullah menjelaskan, Allah Ta’ala telah menjanjikan balasan yang nyata bagi mereka yang mendapat Mabrur, yakni surga yang abadi: “Umrah ke umrah berikutnya merupakan pelebur dosa antara keduanya. Dan, tiada balasan bagi haji mabrur, melainkan surga. (HR. Bukhari no. 1683, Muslim no. 1349). Dalam hadis lainnya Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jihad yang paling utama bagi kamu (kaum perempuan) adalah haji mabrur.” (HR. Bukhari).

Imam Nawari dalam syarah Muslim menjelaskan, haji mabrur tidak tercampuri oleh kemaksiatan atau dosa karena imbalannya adalah surga Allah. Imam Nawari juga menjelaskan bahwa haji mabrur juga diartikan sebagai haji yang tidak dikotori oleh dosa, atau haji yang diterima Allah dan tidak ada kesombongan di dalamnya.

Sementara menurut ulama ahli tafsir Al-Qur’an Profesor Quraish Shihab, definisi haji mabrur bukan sekadar sah perihal pelaksanaan ibadah haji. Namun, makna mabrur adalah ketika jamaah haji telah pulang dari Tanah Suci dan ia tetap menaati janji-janji yang telah ia buat sewaktu di Makkah untuk menjadi seseorang yang lebih baik.

Catatan terpenting bagi yang akan menunaikan ibadah haji adalah memperbaharui dan meluruskan niatnya. Menunaikan ibadah haji sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah agama dan memenuhi Rukun Islam kelima. Dengan meluruskan niat, kamu dapat menjaga kemurnian tujuan berhaji. Jauhkan pikiran dari hasrat untuk menaikkan status sosial atau sekadar pamer keshalehan.

Salah satu tantangan pasca melaksanakan ibadah haji sebagaimana perintah dalam rukun Islam. Keberhasilannya memperoleh gelar haji mabrur jelas sangat bergantung kepada sejauh mana komitmen sosial seorang muslim ketika berada kembali di tengah-tengah masyarakat. Kemudian Haji Mabrur harus tetap dipelihara dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar segala hikmah dan pelajaran yang terkandung dalam rangkaian ibadah haji tetap terpatri. Wallahu a’lam bishowab

(Shabirin)