Waspada Penyakit Hati, Didunia Sengsara di Akhirat Celaka
Saudara-saudara sekalian, semoga Allah melindungi kita dari penyakit lahir yaitu wabah ini yang menakutkan, dan ada yang lebih menakutkan lagi yaitu penyakit hati. Kalau penyakit lahir kemudian kita sakit dan meninggal disaat wabah kita bisa mati syahid atau jadi syuhada gara-gara sakit lahir. Penyakit lahir kelihatannya agak sengsara tergantung tingkat keimanannya. Jika ia ridho maka akan terasa ringan.
Ciri penyakit hati itu adalah tidak mau ngaku dan tidak mau di obati, dikasih tahu juga marah. Misalkan “Pak maaf ya, bapak itu kelihatannya punya penyakit sombong” dan dijawab “eh kurang ajar kamu”. Beda dengan penyakit lahir ketika pergi dokter, ketika dikasih tahu “maaf pak, ini kelihatannya bapak kena covid”, Jawabnya “oh ya dok” langsung mengakui.
Orang yang punya penyakit hati bahayanya sudah jelas didunia sengsara diakhirat celaka, karena amal tidak diterima. Misalkan penyakit hati yaitu ujub, merasa diri paling hebat, paling berprestasi, merasa diri paling sholeh, merasa diri paling berjasa, merasa diri paling benar, pokoknya dirinya saja yang paling. Seperti penyakit riya, penyakit ingin diakui oleh lain. Padahal Tidak penting kita diketahui orang kita pintar, yang penting itu kita jadi pintar. Tidak penting kita diakui segala tahu, yang penting kita memberi solusi.
Penyakit ingin diakui oleh orang membuat kita tidak pernah tenang hidupnya. Sulit ikhlasnya, sulit ke Allahnya, sulit ikhlas dalam beramal, kenapa sulit? Karena kita suka untuk diakui orang dan terus berupaya untuk diakui orang lain.
Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 125 yang artinya:
“Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.”
Setiap manusia memang tidak pernah luput dari penyakit hati. Tapi, kita bisa belajar untuk menghilangkan penyakit hati karena setiap manusia pun memiliki iman. Cobalah untuk menghindari hal tersebut agar selamat dari dunia dan akhirat.
Oleh karena itu pernah ada ungkapan yang berbunyi “lebih baik buta mata dari pada buta hati”. Maksudnya bukan berarti kita berharap jadi buta, tetapi ungkapan itu adalah perumpamaan kalau buta hati (penyakit hati) jauh lebih berbahaya dari pada buta maka. Karena orang yang buta mata ia hanya akan kesulitan atau terbatas segala sesuatunya selama hidup didunia saja. Tetapi kalau orang yang buta hati atau dia punya penyakit hati, dia akan menyengsarakan orang lain juga dirinya di dunia, dan akan lalai kepada Allah selama hidupnya. Yang paling mengerikan adalah orang tersebut akan menanggung kepedihannya nanti ketika diakhirat. Wallahu a’lam bishowab
(KH. Abdullah Gymnastiar)