Obat Kegelisahan

Hadirin sekalian, tidak ada yang luput ya dari yang namanya dosa. Kalau setiap dosa kecil mengeluarkan belatung, berpikiran jelek mengeluarkan belatung, berbicara kotor mengeluarkan belatung, bukankah begitu menjijikan diri kita ini kalau setiap perbuatan buruk kita mengeluarkan belatung, bener? Jadi sebaiknya hindari dosa sekecil apapun, kalau tergelincir segera istigfar.

Bagaimana kalau kita tidak segera tobat, maka nanti Allah akan mengingatkan kita dengan berbagai kejadian, dompet hilang, sakit, di PHK, uang habis. Pokoknya kalau kita disayang Allah, kita akan diingatkan dengan berbagai kepahitan sebagai jalan kafarahnya. Jadi kalau kita sering ditimpa perih, sedih, sakit, nelangsa, itu ciri-ciri lagi difasilitasi untuk bersih.

Kalau kita fokus pada tobat, cepat hilangnya. Tapi kalau tidak fokus pada tobat, lama sakitnya. Seperti anak kecil dimandikan, kalau dimandikan sambil ikut bersih-bersih  maka cepat bersihnya, tapi kalau anak kecilnya lari-lari ke sana kemari dan main pasir maka lama bersihnya.

Misalkan, ada orang kalau di pengajian enak, tenang, rasanya mantap. Tapi kalau orang itu sudah pacaran, tiba-tiba orang itu jadi tidak tenang, padahal pacaran hanya dosa kecil, dia menyebutkan hanya dosa kecil. Dari sini kelihatan orang yang menganggap dosa kecil akan berulang melakukan dosa kecil dan dosa kecil yang berulang bisa menjadi dosa besar.

Jika banyak kepahitan dan kesulitan jangan banyak pikiran, tapi tobat saja. Seperti Nabi Yunus ketika berada dalam 3 kegelapan. Kegelapan malam, lautan, dan kegelapan dalam perut ikan. Apakah didalam perut ikan Nabi Yunus menyalahkan umatnya? Dasar umat ngaco, bebal, dinasihat diajak ke surga gak mau, saya jadi sengsara. Apakah Nabi Adam ketika dikeluarkan dari surga menyalahkan iblis? Dasar iblis tukang tipu saya nabi aja tipu, ya tidak. Yang dipikir ya satu aja “Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin“

Artinya: “Ya Allah, kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi.”

Wallahu a’lam bishowab.