Takdir Terbaik
Setiap manusia yang terlahir ke dunia ini telah ditetapkan takdirnya oleh Allah sedari ia lahir. Bahkan catatan dan rencana hidup seseorang mulai dari lahir sampai meninggal sudah Allah siapkan. Tetapi takdir ternyata tidak selalu kuasa Allah yang tidak bisa diubah. Takdir bisa berubah selama ada upaya dari seseorang untuk berubah gaya hidupnya. Misalkan dari seorang pendosa berubah menjadi ahli ibadah, maka takdir-takdir pendosa yang Allah tetapkan akan berubah terhadap takdir Allah yang lain, kepada takdir yang baik.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]
Jadi Allah telah memberikan pilihan kepada kita untuk memilih berprasangka kepada Allah baik itu prasangka yang baik atau yang buruk, dan tentunya pilihan yang kita tentukan akan sesuai juga dengan balasan dari Allah. Jika kita selalu berprasangka baik maka Allah akan memberikan kebaikan sesuai dengan yang diprasangkakan oleh kita. Tetapi jika kita berprasangka buruk kepada Allah maka Allah akan memberikan hal serupa sesuai dengan apa yang kita prasangkakan.
Hal ini berkaitan dengan sesuatu yang disebut dengan takdir. Jadi ada takdir yang bisa dirubah dan ada pula takdir yang tidak bisa dirubah. Hal yang menimpa kita sesuai dengan prasangka kita adalah bentuk dari takdir yang bisa diubah, karena ketetapan Allah yang sesuai dengan prasangka kita kepada Allah.
Jika kita ingin mendapatkan takdir yang baik, maka kita juga dituntut untuk melakukan hal-hal yang baik yang selalu bernilai ibadah disisi Allah Ta’ala. Jika kita patuh terhadap perintah Allah maka kita akan mendapatkan takdir terbaik yang sudah tertulis di lauhul mahfudz, begitupun sebaliknya jika kita mengingkari perintah Allah maka kita juga tetap akan mendapatkan takdir, tetapi takdir yang Allah persiapkan bagi orang-orang yang ingkar. Jadi ada kekuasaan Allah, ada pilihan kita, tetapi pilihan yang kita miliki tidak akan pernah keluar dari ketetapan Allah.
وَاَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ اَوِ اجْهَرُوْا بِهٖۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
“Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. Al-Mulk: 13)
Serapi apapun kita menyembunyikan kemaksiatan kepada Allah maka Allah tetap akan mengetahuinya, dan kita tidak akan bisa terhindar dari takdir Allah yang sudah ditetapkan, begitu pun dengan amalan baik, walau kita melakukannya secara diam-diam bahkan di dalam hati sekalipun, niscaya Allah akan selalu mengetahuinya.