Hidupkan Hati dengan Kasih Sayang
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, yang berarti menyebarkan kasih sayang dan kebaikan bagi siapa pun. Seperti yang Nabi Muhammad contohkan kepada umatnya, beliau menujukkan sikap berkasih sayang kepada siapa pun. Bahkan termasuk kepada orang-orang yang membenci dakwah beliau. Kita sebagai hamba allah dan umat nabi muhammad harus memunculkan rasa kasih sayang dari hati kita agar kita mampu memberikan kebaikan kepada orang lain maupun kepada diri kita sendiri.
Kita pernah mendengar kisah dari hadits tentang seorang wanita yang sering bermaksiat kepada Allah. Suatu ketika wanita ini menolong seekor anjing yang kehausan, hingga akhirnya Allah mengampuni dosa-dosanya yang lampau karena sikap kasih sayang yang ditunjukkan wanita tersebut walaupun kepada seekor anjing. Ini membuktikan bahwasannya dengan rasa kasih sayang yang kita tunjukkan kepada orang lain dengan rasa ikhlas, maka kasih sayang tersebut akan memberikan kebaikan bagi orang lain dan bagi kita dari Allah Ta’ala.
Begitu halnya dengan cara kita memandang orang lain. Ketika melihat orang lain berbuat tidak baik, kita boleh tidak menyukai perilakunya bukan tidak menyukai orangnya. Karena jika kita memiliki rasa kasih sayang, maka dengan melihat perbuatan orang lain yang buruk maka kita akan berharap kepada Allah agar orang tersebut bisa berubah ke arah yang lebih baik. Agar diampun dosanya oleh Allah, dan disayangi oleh Allah.
Orang yang menghidupkan kasih sayang di dalam hatinya maka akan terasa ringan untuk berbuat kebaikan kepada orang lain. Ingin orang lain selamat, ingin orang menjadi baik, ingin orang lain masuk surga sebagaimana ingin kebaikan dari Allah datang kepada diri kita. Dengan rasa kasih sayang hanya melihat orang lain senang saja kita akan ikut merasa senang.
Tetapi akan berbeda dengan orang yang dalam hatinya dipenuhi rasa benci, memandang orang lain selalu salah dan tidak baik bagi dirinya. Kemudian menghakimi orang lain dengan surga dan neraka dalam pandangan dirinya. Padahal masuk surga atu nerakanya seseorang bukan atas pandangan dari kita, tetapi atas kebijakan dari Allah Ta’ala.
Orang yang di dalam hatinya dipenuhi dengan kebencian maka setiap kali melihat orang lain beramal akan selalu merasa tidak nyaman di dalam hatinya karena sudah ditutupi hatinya dengan kebencian. Walaupun yang dilakukan orang lain adalah sebuah kebaikan.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Rasulullah pernah menegur seseorang yang menghina seorang pendosa yang sedang dijatuhi hukuman qishas. Karena menurut Nabi Muhammad seorang pendosa tersebut sudah mendapatkan kafarat atau hukuman atas perbuatannya. Rasul mengajarkan kepada kita untuk tetap berbuat baik terhadap orang yang melakukan perbuatan buruk sekalipun. Karena akan ada kafarat yang harus dilakukan oleh orang tersebut. Biarlah dengan rasa kasih sayang dan kebaikan yang kita miliki yang akan mengubah keburukan orang lain agar Allah perkenankan menjadi baik juga. Seperti yang kita harapkan kebaikan datang kepada kita juga.