Miris! Saat Kemarau, Warga di Limbangan Konsumsi Air Sungai Bercampur Limbah

Setiap memasuki musim kemarau, sekira 350 KK warga Kampung Cicadas, Desa Pasir Waru, Kecamatan Limbangan mengalami kekeringan. Warga terpaksa memanfaatkan sungai sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Menurut Arif Ichwani, salah seorang tokoh setempat, daerah tersebut merupakan lereng bukit sehingga tidak ada mata air yang bisa dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sumur yang dibuat secara tradisional dengan kedalaman sekitar 8-10 meter juga turut mengering sehingga tidak ada alternatif lain selain memanfaatkan aliran sungai.

“Jadi, ketika kemarau datang, warga di sekitar sini memanfaatkan aliran air sungai untuk kebutuhan hidupnya, tapi ada juga sebagian warga yang memanfaatkan aliran sungai untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari meskipun sedang di musim penghujan. Sayangnya kondisi sungai saat ini kurang baik karena menjadi aliran limbah pabrik di desa sebelah,” ungkap Arif ketika dikunjungi tim DT Peduli Garut, Sabtu (23/1).

Arif menambahkan, air yang bercampur limbah ini berwarna kuning kegelapan dan berdampak pada beberapa warga yang mulai mengalami gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya.

Karena berada di lereng bukit, lanjut Arif, saat ini diperlukan sumur bor dengan kedalaman sekitar 40 meter supaya airnya melimpah meski kemarau.

“Untuk saat ini kita baru punya satu sumur bor yang terletak di depan masjid dan dimanfaatkan oleh 10 rumah, sedangkan di sini terdapat kurang lebih 350 KK sehingga masih diperlukan lagi sumur bor dengan jangkuan yang lebih luas supaya dapat mengaliri air ke tiap-tiap rumah warga,” ujarnya.

Arif menargetkan ada empat sumur bor di titik yang berbeda. Untuk memudahkan dalam penyaluran air, akan bangun bak penampungan besar yang selanjutnya akan disalurkan ke rumah-rumah warga. (Baim/Astri)