Mau Masuk PTN? Ini 5 Kiat dari Alumni Adzkia Islamic School
Bisa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merupakan impian bagi siswa yang lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Meski banyak jalur yang dapat dipilih untuk bisa masuk ke PTN, seperti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan Seleksi Mandiri Perguruan Tinggi Negeri (SM PTN), namun lulus dari berbagai seleksi tadi tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Hal ini dikarenakan banyaknya siswa yang berminat ke PTN, sehingga membuat persaingan pun menjadi semakin ketat. Dari data Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) pada November 2020, siswa yang mengikuti SNMPTN di tahun 2020 berjumlah 489.601 orang. Sementara siswa yang diterima melalui jalur tersebut, hanya 96.4896 orang, atau 19,74 % dari jumlah pendaftar yang ada.
Untuk jalur SBMPTN tahun 2020, siswa yang mengikuti seleksi mencapai 702.420 siswa, dan yang lulus hanya 167.653 siswa atau 23,87% dari pendaftar keseluruhan. Ada pun untuk jalur Seleksi Mandiri, dicontohkan untuk UNS di tahun 2020, jumlah pendaftar mencapai 53.202, namun yang diterima hanya 3.261 peserta atau sekitar 6,13% pendaftar. Angka tersebut tentunya menunjukkan jika keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke PTN termasuk tinggi.
Bukan hanya keinginan yang besar dan motivasi yang kuat, strategi dan langkah jitu pun diharapkan dapat disusun sedini mungkin agar mimpi bisa lulus PTN menjadi sesuatu yang nyata.
Melalui Webinar Motivasi Masuk Perguruan Tinggi bertajuk ‘Masuk PTN? Pasti Bisa!’, tujuh alumni SMA Adzkia Islamic School membagi kiat sukses agar dapat lulus seleksi masuk PTN. Yuk, disimak!
- Kenali Minat dan Potensi Diri.
Sebelum maju untuk mengikuti seleksi, usahakan mengenali minat dan potensi diri. Rizal Alamsyah, alumnus SMA Adzkia yang saat ini kuliah di Universitas Gajah Mada, menyarankan untuk jeli mengenali kemampuan diri agar dapat lebih mengasah potensi sesuai jurusan dan fakultas yang nanti akan dituju.
- Pilih Jalur Seleksi yang Tepat.
Alumnus SMA Adzkia, Aini Tajriani yang saat ini kuliah di Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta menyarankan agar sedari dini memilih jalur seleksi yang sesuai dengan minat dan potensi diri. Contohnya, jika ingin mengikuti seleksi melalui jalur SNMPTN, maka yang harus disiapkan prestasi akademik maupun non-akademik.
“Kumpulkan banyak profil diri sesuai dengan bakat dan minat. Seluruh prestasi yang ada, kumpulkan sertifikatnya karena administrasi sangat penting saat kita mau mendaftar seleksi,” ujarnya.
- Tekun Latihan Soal dan Konsisten.
Membiasakan diri mengikuti seleksi masuk PTN dengan tekun melatih kemampuan akademis melalui latihan soal-soal seleksi yang sudah ada di tahun-tahun sebelumnya.
“Latihan soal saja sebanyak mungkin agar terlatih ketika nanti saat seleksi tiba. Dengan banyak latihan soal, kita bisa mendapatkan gambaran seperti apa soal-soal seleksi nanti, dan akan membuat lebih percaya diri,” ujar Rizal.
- Gigih Berjuang untuk Mencapai Target.
Tak berhenti berjuang ketika gagal, membuat Aufa Dery Arfinda diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Malikussalih, Aceh. Tiga kali belum berhasil di seleksi masuk PTN, membuat Aufa mencoba keempat kali hingga akhirnya berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan dan impikan.
“Aku mencoba untuk terus memecut diri agar apa yang aku targetkan tercapai. Banyak berdoa, banyak ngobrol dengan Allah, serta banyak minta pendapat juga restu dari orangtua dan guru-guru. Justru kegagalan-kegagalan yang aku dapat menjadi jalan pendewasaan diri bagi aku,” kata Aufa.
- Usaha Maksimal, Doa, dan Tawakal.
Alumnus SMA Adzkia lainnya, M Khairil Ibadu Rahman (saat ini kuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta) atau akrab disapa Ibad, meminta adik-adik kelasnya di SMA Adzkia untuk terus berusaha maksimal atas apa pun yang dilakukan.
Kini, mengenali minat dan potensi diri sudah dilakukan. Tekun dalam latihan mengerjakan soal juga sudah diusahakan. Saatnya berserah diri pada segala keputusan yang terbaik menurut Allah SWT, karena usaha yang maksimal tanpa adanya doa dan tawakal kepada Allah SWT tentunya akan sia-sia. (Nawang)