Keutamaan Membaca Al-Quran
Al-Quran adalah karunia yang sangat besar dari Allah Ta’ala untuk kita. Setiap karunia Allah wajib kita syukuri. Salah satu cara mensyukuri kehadiran al-Quran adalah dengan membacanya. Selain bernilai ibadah, membaca Quran bisa membuat hati kita jauh lebih tenang.
Kalau membaca Al-Quran berarti kita sedang berzikir mengingat Allah Ta’ala. Sedangkan barang siapa mengingat Allah maka hatinya akan diliputi dengan ketenangan. Allah Ta’ala berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ ﴿الرعد : ۲۸
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. ar-Ra’d [13]: 28).
Banyak orang bersusah payah, mengeluarkan banyak uang demi mencari ketenangan. Ada yang membuat vila di pegunungan yang sunyi. Ada yang melakukan perjalanan ke tempat-tempat terpencil. Padahal ketenangan datang dari hati yang jernih. Hati yang senantiasa teringat kepada Allah Ta’ala. Hati yang senantiasa mengingatnya.
Saudaraku, al-Quran berisi firman Allah yang menjadi pedoman hidup agar kita selamat dalam perjalanan dunia ini. Sebagai seorang beriman kita hendaknya meyakini bahwa Quran akan mendatangkan keselamatan. Kita harus yakin bahwa Quran berisi kebenaran yang hakiki. Akan tetapi sayang sekali masih banyak di antara kita yang jarang sekali menyentuh al-Quran. Jangankan membacanya, membukanya pun tidak pernah.
Masih banyak di antara kita yang karena sibuk dengan urusan dunia sehingga dalam seminggu bisa dihitung interaksinya dengan al-Quran. Bahkan banyak juga yang dalam seminggu tidak sempat sama sekali membaca al-Quran.
Orang yang membaca al-Quran bagaikan sedang melakukan perniagaan atau bisnis yang selalu mendapat keuntungan. Allah Ta’ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا
وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَ ۙ ﴿فاطر : ۲۹
لِيُوَفِّيَهُمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّهٗ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ ﴿فاطر : ۳۰
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (al-Quran) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.” (QS. Fatir [35]: 29-30).
Suatu usaha yang jauh dari kerugian. Bagaimana bisa mengalami kerugian jika Nabi Muhammad bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari al-Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dikali sepuluh kebaikan semisalnya, dan aku tidak mengatakan aliflammim itu satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Dalam riwayat lain dari Abdullah bin Mas’ud disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Pelajarilah al-Quran ini karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan. Aku tidak mengatakan itu untuk aliflammim. Akan tetapi untuk alif, lam, mim setiap satu hurufnya adalah sepuluh kebaikan.” (HR. ad-Darimy). (KH. Abdullah Gymnastiar)