Selalu Tepati Janji
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda, “Ada empat tabiat, siapa saja yang dalam dirinya ada keempatnya, ia seorang munafik murni; jika ada salah satu dari tabiat itu maka di dalam dirinya ada sebagian dari tabiat munafik sampai ia meninggalkannya: siapa yang jika berbicara berbohong, jika berjanji tidak menepati, jika bersengketa berdusta, dan jika mengikat perjanjian tidak memenuhi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Memenuhi janji adalah salah satu dari tanda orang yang beriman kepada Allah Ta’ala. Sebaliknya orang yang terbiasa mengingkari janji adalah tanda kemunafikan. Sedangkan kemunafikan adalah sifat yang tidak diridai Allah azza wa jalla. Dia berfirman dalam al-Quran:
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِ ۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًا ۙ ﴿النساء : ۱۴۵
Artinya: “Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. an-Nisa’ [4]: 145).
Ketika kita berjanji dan mengingkarinya maka itu adalah alasan yang cukup untuk membuat kita tidak lagi dipercaya. Dan semakin kita terbiasa mudah mengingkari janji maka semakin sulit kita mendapatkan kepercayaan orang lain. Bahkan sebaliknya, orang lain semakin mengenal kita sebagai seseorang yang tidak bersungguh-sungguh. Tidak mampu dipercaya dan cenderung dijauhi dalam pergaulan. Jika sudah demikian maka dunia ini rasanya sempit dan sepi. Karena setiap orang tidak suka pada orang yang terbiasa ingkar janji.
Oleh karena itu janganlah mudah mengumbar janji kalau kita belum yakin bisa menepatinya. Jangan mudah celetak-celetuk melontarkan janji untuk bertemu, untuk datang ke suatu undangan atau untuk menggantikan sesuatu. Pikirkan sumpah yang telah diucapkan itu akan menjadi utang. Pikirkan dahulu janji yang akan kita ucapkan. Berjanji itu hukumnya boleh akan tetapi menepati janji adalah wajib. Allah Ta’ala berfirman:
وَاَوْفُوْا بِعَهْدِ اللّٰهِ اِذَا عَاهَدْتُّمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْاَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا
وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللّٰهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ ﴿النحل : ۹۱
Artinya: “Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu melanggar sumpah, setelah diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS. an-Nahl [16]: 91).
Jika kita ditakdirkan menjadi seorang pejabat kemudian dilantik dengan terlebih dahulu mengucapkan janji atau sumpah, maka penuhilah janji itu. Karena sekalinya kita mengingkari janji atau sumpah maka kepercayaan orang akan terkikis dari diri kita. Oleh karena itu sebenarnya seorang calon pemimpin tak perlu keluar banyak untuk kampanye agar terpilih.
Cukuplah bekerja dengan baik memenuhi tanggung jawab dan janji, maka kepercayaan sudah terbangun dan akan datang kepadanya. Berapa banyak hubungan pertemanan yang retak hanya karena salah seorang di antaranya ada yang mengingkari janji. Berapa banyak hubungan kemitraan bisnis yang roboh disebabkan di antara mereka ada yang melanggar janji.
Saudaraku, jangan mudah berjanji jika tak yakin mampu menepatinya. Lalu jika sudah kadung berjanji, sungguh-sungguhlah dalam menepatinya. Orang yang senantiasa menjaga janji dan menepatinya akan dicintai oleh Allah dan disukai hamba-hamba-Nya. (KH. Abdullah Gymnastiar)
ket: ilustrasi foto diambil saat sebelum pandemi