Peduli ketika Pandemi
Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT) KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) mengajarkan kepada santri dan jamaah untuk selalu menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain dan saling menolong. Seorang muslim mempunyai kewajiban untuk saling peduli. Hal tersebut dapat dilakukan dalam berbagai hal, seperti saling menolong, memberi, mengasihi, dan lain sebagainya. Apa lagi dalam kondisi pandemi Covid-19 yang belum reda dengan jumlah kasus penderita semakin bertambah.
Kepedulian melalui Sedekah
Sedekah sebagai salah satu bentuk kepedulian sosial sangat dianjurkan dalam Islam. Kepedulian sosial tidak hanya dengan harta, bisa dengan apa pun yang kita punya. Bahkan sekadar berkata baik adalah sedekah yang artinya merupakan suatu bentuk kepedulian sosial. Jika dilandasi dengan niat yang ikhlas, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan, baik di dunia atau pun di akhirat.
Berikut beberapa di antara bentuk kepedulian yang perlu kita lakukan:
Pertama, melepaskan berbagai kesusahan orang mukmin. Melepaskan kesusahan orang lain sangat luas maknanya, tergantung pada kesusahaan yang diderita oleh saudara seimannya tersebut. Jika saudaranya termasuk orang miskin, sedangkan ia termasuk orang berkecukupan atau kaya maka bantu dengan materi. Jika saudaranya sakit, ia berusaha menolongnya, antara lain dengan membantu memanggilkan dokter atau memberikan bantuan uang ala kadarnya untuk meringankan biaya pengobatannya.
Orang muslim yang membantu meringankan atau melonggarkan kesusahan saudara seimannya, berarti telah menolong hamba Allah yang sangat disukai oleh-Nya. Allah SWT pun akan memberikan pertolongan serta menyelamatkannya dari berbagai kesusahan, baik ketika di dunia maupun di akhirat nanti.
Kedua, melonggarkan kesusahan orang lain. Adakalanya suatu masalah sangat sulit untuk diatasi atau hanya dapat diselesaikan oleh yang bersangkutan. Terhadap masalah seperti ini, seorang mukmin ikut melonggarkannya atau memberikan pandangan dan jalan keluar, meskipun ia sendiri tidak terlibat secara langsung. Bahkan dengan hanya mendengarkan keluhannya saja sudah cukup untuk mengurangi beban yang dihadapi olehnya. Dengan demikian, melonggarkan kesusahan orang lain haruslah sesuai dengan kemampuan.
Ketiga, menutupi aib seorang mukmin serta menjaga orang lain dari berbuat dosa.
Orang mukmin pun harus berusaha menutupi aib saudaranya. Apalagi jika ia tahu orang yang bersangkutan tidak senang kalau aib atau rahasianya diketahui orang lain. Namun demikian, jika aib tersebut berhubungan dengan kejahatan yang dilakukannya, ia tidak boleh menutupinya. Jika hal itu dilakukan, berarti ia telah menolong orang lain dalam hal kejahatan sehingga orang tersebut terhindar dari hukuman. Perbuatan seperti itu sangat dicela dan tidak dibenarkan dalam Islam.
Keempat, Allah SWT senantiasa akan menolong hamba-Nya, selagi hamba itu menolong saudaranya. Orang yang suka menolong orang lain, misalnya dengan memberikan bantuan materi, hendaknya tidak merasa khawatir ia akan jatuh miskin atau ditimpa kesusahan. Sebaliknya, dia harus berpikir segala sesuatu yang ia miliki adalah milik Allah SWT. Jika Allah bermaksud mengambilnya, maka harta itu habis. Begitu juga jika Allah bermaksud menambahnya, maka seketika bertambah banyak.
Jangan pernah ragu bersedekah. Mulai dari yang sifatnya materi atau non materi. Dengan bersedekah, berarti kita telah menyemai bibit-bibit kepedulian sosial yang nantinya akan berbuah keridaan Allah. Insya Allah. (Eko)