Berwirausaha, Ciri Karakter Muslim

Seiring waktu Daarut Tauhiid (DT) mengalami perkembangan signifikan sejak awal berdirinya. Dengan ijin Allah, DT semakin tumbuh dan berkembang. Tidak hanya kegiatan dalam bidang pendidikan dan dakwah, namun juga merambah bidang ekonomi dan sosial.

Pesantren DT merupakan kesatuan gerak langkah yang diupayakan padu, sehingga aktivitas dakwah bukan sekadar ceramah atau rekaman suara saja, melainkan ada sektor perekonomian yang dioptimalisasikan sebagai alat dakwah. Dampaknya lahirlah kegiatan perdagangan dan wirausaha berupa toko (minimarket), percetakan, dan bentuk-bentuk usaha lainnya. Para santri pun dimotivasi untuk memiliki jiwa berwirausaha. Karena dengan ini, perekonomian umat akan bangkit.

Jiwa Wirausaha

Islam memandang aktivitas wirausaha atau berbisnis merupakan sesuatu yang sangat mulia dan dianjurkan. Islam mendorong umatnya untuk melakukan aktivitas usaha atau bisnis. Tentu saja dengan memperhatikan aturan dan etika syariah.

Bisnis seringkali dinilai sebagai profesi yang kurang baik. Anggapan ini dikuatkan oleh banyaknya berita penipuan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat dan lebih besar dalam menjalankan bisnis. Kentara sekali stigma bahwa bisnis memiliki tujuan untuk mencari profit semata, dan bukan kegiatan sosial dengan membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.

Padahal Rasulullah saw dikenal sebagai pengusaha, pun dengan para sahabat beliau. Sebelum menjadi Nabi, beliau telah berdagang dan sukses. Bahkan Rasulullah pernah beberapa kali memperluas jaringan usahanya hingga ke negeri Syam (Syria). Rasulullah pun bermitra dengan pengusaha perempuan yang akhirnya menjadi istrinya, yakni Khadijah ra.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah Maha Penyayang.” (QS. an-Nisa [4]: 29).

Beberapa keutamaan berwirausaha antara lain: Pertama, orang yang berwirausaha berpenghasilan lebih baik dari sebaik-baik penghasilan. Kedua, pada hari kiamat, Allah akan mengumpulkan mereka yang berwirausaha dengan jujur bersama para nabi. Ketiga, mendatangkan keberkahan.

Keempat, dapat mengatur waktu dan kehidupannya dengan baik. Kelima, bisa bersosialisasi atau berinteraksi dengan banyak orang. Keenam, berwirausaha dapat menjadi ladang pahala jika kita menerapkan syariat atau aturan Islam dalam menjalankannya.

Dapat dipahami dari beberapa pendapat tersebut, bahwa wirausaha adalah sikap mental yang ditandai dengan keberanian menanggung semua resiko di hadapannya untuk mendapatkan kehidupan lebih baik, yakni dengan menggunakan kreativitas dan inovasi. Dengan sikap ini, seseorang yang berpikiran maju dan mandiri adalah wirausahawan yang dapat dibilang sukses. Sikap pemberani, berpikiran maju, dan siap menanggung resiko akan membawa wirausahawan dapat mengembangkan usahanya sepanjang waktu. (Eko)