Pendidikan Dimulai dari Masjid
Masjid Daarut Tauhiid (DT) menjadi primadona jika para tamu atau jamaah berkunjung ke pesantren ini. Banyak sekali ketertarikan tamu/jamaah mengenai Masjid DT. Masjid yang dibangun di atastTanah wakaf ini, begitu produktif dan terasa kemakmurannya. Tidak terhitung kunjungan dan studi banding untuk mempelajari tata kelola dan keunikan Masjid DT.
Masjid artinya tempat sujud. Sebutan lain yang sering kita dengar tentang masjid di Indonesia dengan musala, langgar atau surau. Istilah tersebut diperuntukkan bagi bangunan menyerupai masjid yang tidak digunakan untuk salat Jumat, i’tikaf, dan umumnya berukuran kecil.
Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar al-Quran lazim dilaksanakan di masjid.
Masjid Dahulu
Jika kita membuka sejarah, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Bahkan bisa dikatakan, ketika itu masjid juga sebagai tempat diskusi untuk urusan kenegaraan. Masjid dahulunya dijadikan tempat pertemuan untuk melakukan hal yang strategis. Fungsi masjid tersebut tidak kalah penting yakni sebagai tempat musyawarah.
Dalam perkembangan umat muslim saat ini, kita tahu banyak masjid yang telah digunakan umat muslim untuk membahas berbagai persoalan keumatan. Misalnya di Palestina, di mana masjid berfungsi sebagai tempat perjuangan pembebasan dan tempat merumuskan gerakan melawan zionis Israel.
Di Indonesia sendiri, beberapa masjid juga telah difungsikan sebagai ruang terbuka untuk membahas persoalan kehidupan sehari-hari. Masjid hadir sebagai jembatan yang menghubungkan antara umat manusia dengan Allah, dan manusia dengan manusia. Ini sudah dilakukan sejak dahulu.
Selain itu, masjid juga menjadikan tempat untuk berbagi dan mengajar ilmu. Kelas-kelas pun mulai diadakan. Inilah cikal bakal adanya pembukaan sekolah.
Masjid Ciptakan Generasi Berakhlakul Karimah
Hal ini merupakan fokus DT yang menegaskan jati dirinya tidak hanya sebagai lembaga dakwah, tapi juga concern pada bidang pendidikan. Selain dakwah melalui mimbar masjid, upaya mencerdaskan umat melalui berbagai lembaga pendidikan pun dilakukan.
Prioritas utama DT selain mengajak kebaikan dalam berdakwah, juga meningkatkan pencerdasan generasi bangsa melalui pendidikan. Mewujudkan generasi berakhlakul karimah yang mencintai keluarga, agama, dan bangsa seperti cita-cita Pimpinan Pondok Pesantren DT, KH. Abdullah Gymnastiar.
Cra ini tergolong efektif. Selain membuka lembaga pendidikan non formal, pendidikan formal pun ada di lingkungan DT. Semakin tingginya kebutuhan orangtua terhadap lembaga pendidikan yang bisa membina akhlak anaknya dan lingkungan yang islami.
Untuk itu, DT hadirkan jenjang pendidikan yang bisa dipilih orangtua bagi putra dan putrinya. Mulai dari Play Group, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan. Hadir juga Sekolah Tinggi Agama Islam.
Adanya lembaga pendidikan ini, semoga mampu menjadi alternatif pendidikan terbaik. Membentuk generasi berakhlakul karimah yang paham fungsi dan perannya dalam umat. (Eko)
ket: ilustrasi foto diambil saat sebelum pandemi