Mata pada Ciptaan, Hati kepada Pencipta
Ciptaan dari alam semesta ini sangatlah indah. Zikirullah pun harus senantiasa terucap. Salah satu cara kita melatih diri agar peka kepada Allah. yakni dengan cara mata kepada ciptaan sedangkan hati mengingat kepada sang pencipta. Mata ini diciptakan oleh Allah Ta’alla. Sejatinya, mata ini menambah iman, bukan merusak iman.
Sahabatku, mata ini bisa menjadi bentuk syukur kita atas pemberian Allah Ta’alla. Sebaliknya, mata yang digunakan maksiat akan langsung berefek dicabutnya nikmat ibadah. Secara tidak langsung akan terasa. Salat menjadi kurang khusyuk. Lalu, hatinya kurang nyaman. Serta, tahajud tidak maksimal. Jika ini kita rasakan, sebaiknya segera periksa mata ini.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ﴿١٩٠﴾ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿١٩١
Artinya: (190) “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (191) “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’” (QS. Ali Imran: 190-191).
Mata selalu menjadi aktivitas manusia. Lalu, sebagai jalan hati kita ibadah kepada Allah. Jadi, zikirullah itu bukan hanya mengucapkan kata kata, tapi harus dimaknai dalam hati kita. Harusnya yang paling sulit terjadi dalam hidup ini adalah susah lupa kepada Allah SWT. Tapi yang terjadi, kita sulit ingat. Ketika mata melihat pada ciptaan, maka hati kepada pencipta. Melihat apa pun yang ada, yang halal kita lihat, seyogyanya kita ingat kepada-Nya.
Jangan jadi ujub. Kekurangan yang ada jangan jadi minder. Melihat orang lain tidak usah iri. Melihat yang kurang jangan menghina. Jangan membanding-banding, karena semuanya milik Allah Ta’ala. Semoga kita menjadi hamba Allah yang dicintai, yang senantiasa introspeksi diri. Aamiin.
(Kajian MQ Pagi, Jumat 23 Oktober 2020)