Mensyukuri Nikmat Sehat

Saudaraku, tanda sayang Allah Ta’alla itu banyak macamnya. Karena itu kita perlu dan selalu bermuhasabah dalam setiap kejadian. Baik ketika senang atau sedih. Rasa bahagia bahkan rasa sakit yang dirasakan. Terkadang sebagian orang menyerah dengan sakit dan tidak paham itu merupakan bentuk kasih sayang Allah. Inginnya, bahagia dan kesenangan saja yang ingin dirasakan. Tanpa ada kesedihan dan rasa sakit.

Kita hanya mengeluh dan memperlihatkan rasa sakit untuk belas kasihan dari orang lain. Seakan paling berat sakit yang dirasakan. Hendaknya, orang yang sakit itu memahami bahwa sakit adalah ujian dan cobaan dari Allah SWT. Bukan hal yang perlu ditakutkan.

Perlu benar-benar ditanamkan dalam keyakinan kita, bahwa ujian sakit adalah tanda kasih sayang Allah. Sebagaimana perkataan Rasulullah saw yang berbunyi:

اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ

Artinya: “Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah.” (HR. Muslim).

Kita sakit itu takdir dari Allah. Apalagi sakit adalah cara terbaik dari Allah untuk menggugurkan dosa kita. Bukan untuk dirasa-rasa, andai saya sehat atau andai saya begini. Andai itu adalah kata yang tidak boleh keluar dari mulut kita. Rasululah bersabda:

قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ

Artinya: “Katakanlah, ‘Qadarullah (ini adalah takdir Allah), dan apa yang Dia kehendaki, Dia lakukan.’” (HR. Muslim).

Saudaraku, sudah menjadi takdir Allah jika kita sakit. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Bukan mencari tempat rumah sakit dan dokter terbaik. Tapi yang harus kita lakukan pertama kali adalah perbanyak istighfar. Mengapa harus banyak istighfar padahal yang sakit adalah badan? Bisa jadi kita lalai menjaga tubuh titipan Allah Ta’ala. Tubuh bukan dipakai untuk ibadah dan beramal saleh. Tapi bagaimana ketika kita sudah beribadah dan beramal sholeh, tapi tetap saja sakit? Nah, kita harus pahami mungkin saja ada yang salah dari diri kita sehingga diberi cobaan sakit.

Bukannya mencari pembenaran, misalnya dengan mengatakan, “Saya sudah jaga makan dan segala macam tapi tetap saja sakit datang.” Kalimat seperti itu justru tidak boleh diucapkan. Karena itu mengandung kufur nikmat dan syirik atas apa yang telah terjadi dengan kita.

Saudaraku, ingatlah selalu pemberian Allah adalah yang terbaik. Setiap kejadian ada hikmahnya dan baik bagi kita. Harus menjadi amal saleh, sehingga Allah Ta’ala rida. Insya Allah selalu ada hikmahnya dalam setiap sakit yang kita alami.

(Kajian MQ Pagi, Sabtu 17 Oktober 2020)