Azan, Toko, dan Berzikir
Waktu salat zuhur sudah menjelang. Azan pun sudah berkumandang dari Masjid Daarut Tauhiid (DT). Terlihat pemandangan yang menyejukkan hati setiap waktu salat berjamaah tiba di Kawasan Wakaf Terpadu DT. Toko dan kios satu per satu bersiap untuk tutup. Suatu budaya yang menunjukkan betapa sudah mengakarnya nilai tauhid para pemilik toko dan kios.
Perdagangan yang Tak Melalaikan
Perilaku bisnis seorang wirausaha muslim dapat dilihat dari ketakwaannya, sikap amanah yang dimiliki, kebaikannya dalam melayani pembeli atau pelanggannya dengan ramah, serta semua kegiatan bisnisnya hanya dilakukan untuk ibadah. Sehingga bagi seorang wirausahawan muslim, bisnisnya merupakan ibadah. Lalu, bisnisnya tak akan membuatnya lalai untuk mengingat Allah, sebagaimana Ia berfirman:
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيْهِمْ تِجَارَةٌ وَّلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَاِقَامِ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءِ الزَّكٰوةِ ۙيَخَافُوْنَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيْهِ الْقُلُوْبُ وَالْاَبْصَارُ ۙ ﴿النور : ۳۷
لِيَجْزِيَهُمُ اللّٰهُ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ ﴿النور : ۳۸
Artinya: “Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari kiamat). (mereka melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.” (QS. an-Nur [24]: 37-38).
Dalam Tafsir Muyassar oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih ibn Muhammad Alu asy-Syaikh menjelaskan bahwa (mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan menambah karunia-Nya kepada mereka dengan melipatgandakan pahala kebaikan mereka. Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan. Bahkan Allah memberikan pahala melebihi batas amalnya dan tanpa memakai hitungan serta timbangan.
Berzikir Setiap Saat
Bagi seorang muslim, setiap tindak-tanduknya diupayakan menjadi pengingat kepada kebesaran Allah. Begitu pun terkait pekerjaan, berniaga dan perdagangan menjadi ajang berzikir. Salah satu ciri khas bagi orang berakal yang merupakan sifat khusus manusia dan kelengkapan sebagai makhluk yang memiliki keunggulan dibanding makhluk lain, yaitu apabila ia memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah. Ia selalu menggambarkan kebesaran Allah, mengingat dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan dan banyaknya nikmat Allah kepadanya. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِ ۙ ﴿آل عمران : ۱۹۰
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿آل عمران : ۱۹۱
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.’” (QS. Ali ‘Imran [3]: 190-191).
Tidak ada satu waktu dan keadaan dibiarkan berlalu begitu saja, kecuali diisi dan digunakannya untuk memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalamnya, yang menggambarkan kesempurnaan alam dan kekuasaan Allah. (Gian)