Masjid sebagai Pusat Dakwah
Siapa pun yang singgah di Pesantren Daarut Tauhiid (DT) tentu tidak akan terlewat singgah ke masjidnya. Bagi setiap lembaga dakwah, masjid memiliki peran sangat penting. Yakni sebagai sentral kegiatan yang menjadi “denyut nadi” kehidupan lembaga tersebut. Karena itulah DT mendirikan masjid sebagai sentral kegiatan bagi para jamaah dan sivitasnya.
Masjid DT mendapat julukan “Masjid Seribu Tangan” karena dibangun dengan gotong-royong oleh ribuan masyarakat dan jamaah DT. Masjid DT Bandung mengalami beberapa kali perubahan. Tahun 1993 pada bagian bawah masjid dialokasikan sejumlah kamar tidur, berfungsi sebagai asrama santri putri atau akhwat berkapasitas 70 orang. Sedangkan lantai satu dijadikan area untuk toko (minimarket), ruang khusus akhwat, ruang wudu, dan kamar mandi.
Saat ini Masjid DT memiliki empat lantai beserta basement satu lantai. Pintu masuk masjid terpisah antara pintu ikhwan (laki-laki) dan akhwat (perempuan). Terdapat front office (FO) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) pada masing-masing area (ikhwan dan akhwat).
Salah satu pembeda Masjid DT dengan masjid lain yakni sangat bersahabat terhadap jamaah difabel. Masjid DT difasilitasi lift khusus bagi kalangan difabel untuk memudahkan mereka menaiki ruangan masjid hingga lantai ke empat. Selain itu, Masjid DT juga dilengkapi kamar mandi khusus difabel yang terpisah antara ikhwan dan akhwat.
Bukan hanya Tempat Ibadah
Selain memiliki fungsi sebagai tempat ibadah, masjid juga punya peran strategis untuk kemajuan peradaban umat Islam. Sejarah membuktikan multifungsi peranan masjid tersebut. Masjid bukan saja tempat salat, namun juga sebagai pusat dakwah dalam bidang pendidikan, pengajian keagamaan, pendidikan militer, serta fungsi sosial ekonomi lainnya.
Rasulullah saw pun telah mencontohkan multifungsi masjid dalam membina dan mengurusi seluruh kepentingan umat. Sejarah menyebutkan Masjid Nabawi difungsikan sebagai pusat ibadah, pusat pendidikan dan pengajaran, pusat penyelesaian problematika umat dalam aspek hukum (peradilan), pusat pemberdayaan ekonomi umat melalui Baitul Mal (ZISWAF), sebagai pusat informasi Islam, bahkan pernah sebagai pusat pelatihan militer dan urusan pemerintahan Rasulullah.
Peran Besar Masjid bagi Umat
Masjid berperan besar bagi umat Islam dalam melakukan perubahan nilai-nilai kehidupan, pengamalan beragama, serta pembinaan umat melalui program kesalehan sosial dan ekonomi. Masjid merupakan tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotongroyongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.
Masjid sangat berperan mengajak umat secara intelek kepada orang lain untuk amar makruf nahi mungkar. Pada mulanya ‘umat membangun masjid’ selanjutnya ‘masjid membangun umat’, sehingga muncul hubungan timbal balik antara keduanya.
Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah [9]: 18). (Ana)