Ingat Nasihat Aa Gym, Jangan Mengeluh terhadap Takdir Allah
Saat menghadapi suatu masalah atau musibah, ada kalanya manusia berkeluh kesah. Sikap tidak menerima kenyataan itu tentu menjadi hal yang negatif, karenanya menunjukkan ketidaksabaran dan seolah tidak rida akan takdir Allah SWT.
Sudah seharusnya kebiasaan berkeluh ini dikurangi bahkan dihilangkan. Ada baiknya merespons keadaan dengan sabar dan ikhlas, sehingga hal-hal baik nantinya akan mengikuti kita.
“Sekiranya Allah menghendaki sesuatu, itu tidak bisa ditolak. Pasti terjadi. Karena apa yang Allah kehendaki itu sudah pasti terjadi, tidak bisa dicegah karena Allah SWT adalah penguasa dan penentu dari segalanya,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid (DT) KH Abdullah Gymnastiar, dikutip dari channel YouTubenya, Aagym Official, Jumat (21/8).
Lebih lanjut, Aa Gym berpesan agar tidak menganggap remeh takdir, apalagi bersikap seakan tidak menerima keadaan. Takdir yang umum berada di dekat kita adalah perihal jodoh. Seperti diketahui, jodoh merupakan takdir dan rahasia Allah, kita tidak akan tahu siapa yang akan berjodoh dengan kita.
Untuk itu, janganlah terlalu membenci seseorang, karena bisa jadi dialah orang yang Allah takdirkan untuk bersanding dengan kita di pelaminan. Sebaliknya, janganlah pula terlalu mencintai seseorang karena bisa saja suatu saat orang tersebut yang akan menjadi alasan kita memiliki perasaan benci.
Tak hanya itu, jatuhnya takdir juga dapat berupa masalah ataupun musibah yang menimpa kita. Terkait hal ini, sudah sepatutnya kita menerima keadaan yang terjadi dengan ikhlas dan penuh kesabaran. Ditimpakannya musibah kepada kita juga dapat diartikan sebagai penggugur dosa.
“Allah SWT lebih menyayangi kita dibandingkan (diri) kita sendiri, karena Dia yang ciptakan kita, urusi kita. Allah tahu kita banyak dosa, supaya gugur, dikasihlah musibah.” tambahnya.
Aa Gym mengisahkan bahwa para sahabat di zaman Rasulullah itu akan bersedih apabila tak merasakan jatuh sakit dalam rentang waktu yang lama. Hal ini dikarenakan ditimpanya musibah kecil berupa diberikannya penyakit itu merupakan penggugur dosa bagi manusia.
“Para sahabat zaman dulu kalau enggak sakit, sedih. Jadi kalau kakinya terbentur batu akan senang, karena nanti dosanya berguguran. Rasulullah yang tanpa dosa saja bisa seratus kali tobat sehari, sementara kita yang bergelimangan dosa tidak ada apa-apanya. Oleh karena itu dengan sakit, dihina, dicari, atau apapun yang bikin perih itu, itu penggugur dosa,” terangnya.
“Mau diangkat derajat oleh Allah? Amalannya kira-kira bisa mengangkat enggak? Mau derajat tinggi tetapi amalan kurang, sehingga dikenakanlah musibah. Biar dapat pahala ridho yang tidak terkejar oleh ibadah,” timpal Aa Gym.
Ia berpesan untuk tidak mengeluh terhadap apa yang menimpa kita, karena sejatinya hanya Allah Maha Tahu akan cara mengangkat derajat hambaNya, atau cara membersihkan diri ini dari dosa. Kuncinya, laluilah semua itu dengan ikhlas dan ridho. Karena, barangsiapa yang ridho atas takdir Allah maka Allah akan ridho kepadanya. Sebaliknya, siapa yang tidak suka dengan takdirNya, maka Allah bisa jadi murka kepadanya.
“(Ditimpa musibah) Ibarat bubur, nasi sudah menjadi bubur, tinggal cari ayam, cakwe, kacang polong dan kerupuk agar bisa dinikmati,” tandasnya. (Elga)