Aa Gym Ingatkan Penggunaan Masker Sekali Pakai
Protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah bahkan di seluruh dunia salah satunya adalah penggunaan masker. Namun apakah masker tidak menimbulkan masalah di kemudian hari? Pertanyaan tersebut sempat menjadi topik hangat di lingkungan masyarakat. Salah satunya, Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dalam salah satu tausiahnya yang diunggah di kanal Youtube.
Dalam kesempatan tersebut, Aa Gym menyebutkan protokol kesehatan yang mewajibkan menggunakan masker merupakan salah satu standar yang harus diterapkan. Namun, Aa Gym mengungkapkan sempat membaca beberapa keterangan bahwa masker juga bisa mendatangkan bahaya penularan dan sampah medis.
Aa Gym mengatakan sebuah laporan yang dipublikasikan di jurnal medis The Lancet menyatakan daya tahan virus yang menempel pada masker virus Corona. Jika masker sekali pakai ini dibuang, ada rentang waktu virus yang masih tertahan pada masker.
“Dalam laporan itu disebutkan bahwa paparan virus Corona tidak lagi ditemukan pada masker setelah 48 jam. Mengutip penelitian lainnya, virus akan bertahan pada kain, bahan logam, kaca dan sebagainya hanya beberapa jam saja,” katanya, Ahad (9/8).
Aa Gym melanjutkan, para peneliti dari Universitas RMIT Melbourne Australia mengungkapkan adanya bahaya di balik penggunaan masker virus Corona sekali pakai. Bahaya ini bukan saja dampaknya terhadap lingkungan, namun juga kemungkinan penularannya secara diam-diam.
Meskipun sudah dipastikan virus yang tertempel pada masker akan mati dalam 48 jam, namun bahayanya masih ada. Terutama jika masker yang baru saja dibuang sembarang dan diambil orang sesaat setelahnya.
“Para petugas kebersihan atau orang yang peduli biasanya akan mengambil sampah masker dan membuangnya ke tempat sampah. Proses ini ternyata berisiko terjadinya penularan virus Corona,” ujarnya.
Potensi bahaya lain dari penggunaan masker sekali pakai adalah besarnya sampah medis yang akan terjadi. Tak hanya masker, sarung tangan medis, maupun alat pelindung diri (APD) lain yang tak lagi digunakan juga bisa menjadi masalah.
Di Melbourne Australia, menurut para peneliti, potensi dampak lebih terlihat pada masker bedah sekali pakai ketimbang masker kain yang bisa dicuci kembali. Apalagi masker medis lebih populer dan lebih banyak digunakan orang.
“Diperkirakan penggunaan dan pembuangan masker dan sarung tangan global mencapai 129 miliar pcs dan 65 miliar sarung tangan plastik setiap bulannya,” kata Aa Gym.
Meskipun penggunaan masker virus Corona efektif untuk mencegah paparan virus Corona, namun Aa Gym mengatakan, dampaknya terhadap lingkungan juga merupakan masalah penting yang perlu dipikirkan.
Para peneliti juga mengungkapkan temuannya masih banyak orang yang membuang masker yang telah digunakan di tempat sampah umum. Bahkan ada yang meninggalkan begitu saja maskernya di troli belanja yang kosong. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak membuang sampah masker virus Corona di tempat sampah umum karena sangat berisiko bercampur dengan sampah lain. Ironisnya, protokol untuk pembuangan sampah medis belum ada hingga saat ini.
“Tampaknya ada potensi kontaminasi silang dari pembuangan masker secara sembarangan. Bisa dari staf supermarket yang mengumpulkan troli atau petugas sampah yang melakukan kontak,” kata Aa Gym. (Elga)