Membuat Perencanaan Keuangan Keluarga, Siapa Takut?
“Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok…” (QS. Luqman [31]: 34).
“Mbak Salma, lagi ngapain, kok sibuk amat ?” ujar Fathya keheranan melihat temannya, Salma, yang tengah sibuk menulis sesuatu pada sebuah buku.
“Lagi bikin perencanaan keuangan keluarga. Nanti malam, mau ngadain rapat keuangan keluarga dengan Kang Hemry, bapaknya anak-anak,” jawabnya.
“Wuih, keren amat ya,” timpah Fathya.
”Ah, biasa saja. Emang Fathya tidak melakukan perencanaan keuangan keluarga?” tanya balik Salma.
Apakah pembaca juga keheranan bila ada yang membuat perencanaan keluarga? Mungkin ada yang mengatakan “ya”. Maklumlah, penyusunan perencanaan keuangan keluarga masih terasa aneh, bahkan bisa jadi menganggapnya tidak berguna. Padahal, dalam manajemen, perencanaan memiliki posisi yang penting karena mengawali fungsi-fungsi manajemen yang lain. Fungsi-fungsi manajemen berikutnya, seperti monitoring dan evaluasi, kualitasnya dipengaruhi oleh baik tidaknya perencanaan. Bahkan ada kata bijak yang menyatakan, bila kita mampu merencanakan dengan baik, maka setengah kemenangan telah diraih. Dengan demikian, bila ketika kita ingin mengelola keuangan keluarga dengan baik, maka perencanaan keuangan mau tidak mau harus dilakukan.
Perencanaan keuangan keluarga, secara sederhana adalah membuat rencana anggaran pengeluaran dan pemasukan. Pada proses itu, kita memilah dan memilih pengeluaran kita dari pemasukan yang ada, agar optimal dan tujuan finansial yang ditetapkan keluarga dapat terwujud, baik itu sekaligus maupun secara bertahap.
Memilah maksudnya menentukan alokasi, atau membuat daftar pengeluaran (rincian) yang harus dilakukan atau memprediksikan pengeluaran yang akan dilakukan. Sedangkan yang dimaksud memilih adalah menetapkan prioritas dan mengenyampingkan yang tidak penting, sehingga yang kita rencanakan adalah pengeluaran yang paling penting dari yang penting, serta memang menempati urutan tertinggi untuk segera dikeluarkan. Membuat daftar rencana pengeluaran relatif agak mudah. Bagian tersulit biasanya pada proses memilih.
Beberapa keluarga mungkin tidak melaksanakan perencanaan atau malas melakukannya kembali dengan bermacam-macam alasan. Bila kita mengakui pentingnya perencanaan keuangan keluarga, namun masih mengalami kegagalan, sebenarnya bukan menjadi alasan untuk kemudian tidak melakukannya. (daaruttauhiid)