Aa Gym: Kenali Tiga Jenis Hati untuk Perbaiki Diri
Rasulullah saw menegaskan, di dalam diri manusia itu ada segumpal daging. Kalau ia baik, baiklah semuanya. Namun, kalau ia buruk, buruklah semua. Itulah yang dinamakan hati. Hal tersebut disampaikan Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), dalam ceramahnya yang diunggah di laman Favebook dan kanal Youtube miliknya.
“Ada tiga jenis hati manusia. Ketiganya adalah qolbun mayyit, qolbun maridh dan qolbun salim,” kata Aa Gym, Sabtu (9/5). Pertama, qolbun mayyit atau hati yang mati. “Orang yang memiliki qolbun mayyit, jahatnya lebih jahat dari binatang sebab jahatnya menggunakan akal,” ujar Aa Gym.
Kedua, qolbun maridh atau hati yang sakit. Dia bisa saja beriman, tapi penyakit hatinya banyak. Ciri khasnya tidak pernah tentram, galau, waswas, cemas, tidak menikmati hidup. “Badan berpenyakit saja menderita, apa lagi kalau hatinya berpenyakit,” tuturnya dalam acara yang dihadiri ratusan jamaah.
Ketiga, qolbun salim, atau hati yang sehat, bersih, selamat. “Inilah orang yang hatinya bersih dan mulia. Orang yang bahagia hidupnya karena tidak ada penyakit di hatinya. “Kita harus tahu dulu penyakit hati: syirik, munafik, takabur, dengki, ujub, dan cinta dunia,” ujarnya.
Iman itu diucapkan dengan lisan, diaktualisasikan dengan perbuatan, ditetapkan atau diyakini dalam hati. “Betapa banyaknya kita sibuk dengan amalan lahir, tapi lupa amalan hati,” tegasnya.
Syirik adalah menuhankan selain Allah. Kalimat tauhid, “laailaaha illallah” itu menafikan (meniadakan) tuhan selain Allah. “Kita hanya menisbatkan tuhan kepada Allah. Illah adalah sesuatu yang dituhankan, takut jauh dari- Nya, bahagia bersama-Nya, sedih jauh dari-Nya,” jelas Aa Gym.
Dalam kesempatan tersebut, Aa Gym juga mengingatkan kepada para jamaah agar jangan pernah takut soal rezeki. “Jangan pusing dengan rezeki. Rezeki sudah beres pembagiannya. Contoh, makanan cicak adalah nyamuk. Cicak tidak punya sayap, sedangkan nyamuk punya sayap. Bukan cicak yang mengejar nyamuk, cicak hanya bergerak secukupnya, nyamuk yang menghampiri cicak. Dengan sekali gerak cepat, cicak berhasil menangkap nyamuk,” tuturnya.
Contoh lain, Allah menjamin rezeki seorang bayi. “Mana yang hebat? Bayi cari rezeki, atau rezeki mendekati bayi? Rezeki yang mendekati bayi melalui air susu ibu (ASI). Bahkan, kalaupun bayi minum susu sapi, bukan bayi yang mencari susu sapi tersebut. Coba renungkan, sapinya di Selandia Baru, bayinya di Indonesia. Sapi menghasilkan susu, susu dikalengkan, lalu diekspor ke Indonesia, dibeli oleh orangtua bayi tersebut, lalu dibuatkan susu botol dan diberikan kepada bayi. Pergerakan rezeki jauh lebih hebat dari gerak kita mencari rezeki,” papar Aa Gym.
Ia mengemukakan, jangan menuhankan rezeki. Kerja itu ibadah. Gaji dan rezeki beda kapling. Gaji adalah bagian dari rezeki. Rezeki itu Allah yang atur. Jangan menuhankan gaji, rezeki, jabatan.
Menurutnya, ada empat hal yang harus kita takuti terkait rezeki. “Yang penting yang harus kita takuti, jangan sampai rezeki kita tidak berkah. Jangan iri dengan rezeki orang. Kerja itu yang lempeng-lempeng saja. Rezeki tidak tertukar. Jangan takut tidak punya rezeki. Takutlah tidak punya keberkahan,” kata Aa Gym.
Ia juga menegaskan, jangan takut tidak punya rezeki, tapi takutlah tidak punya rasa syukur. Berapa banyak orang yang punya rezeki, tapi resah dengan hartanya. Hal itu terjadi karena ia tidak punya rasa syukur. Ia mengemukakan, rezeki tidak bertambah karena keinginan bertambah, tapi karena bersyukur. Seperti yang ditegaskan Allah SWT di dalam Alquran, “Jika kamu bersyukur, maka Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu. Namun, jika kamu kufur akan nikmat-Ku, ingatlah sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Setelah bicara soal keberkahan dan syukur, Aa Gym juga mengatakan pentingnya sabar terkait rezeki. “Jangan takut tidak punya rezeki. Takutlah tidak punya sabar,” ujarnya.Terakhir, Aa Gym menegaskan pentingnya ikhlas. “Jangan takut tidak punya rezeki. Takutlah tidak punya rida,” tuturnya. (Elga)
Foto : Daarut Tauhiid Jakarta