Ini Empat Konten Dakwah Daarut Tauhiid
Daarut Tauhiid (DT) sebagai lembaga dakwah, tidak pernah letih berinovasi dalam menyebarkan agama Allah SWT. Di bawah komando KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), DT terus berupaya memperbarui isi atau konten dakwah bagi jamaah yang kerap memakmurkan pesantren yang terkenal dengan ilmu tauhid ini.
Ketua Yayasan DT, Gatot Kunta Kumara mengatakan menginjak tahun 2020, DT semakin maksimal dengan perubahan dan percepatan, baik dalam struktur organisasi, maupun konten dakwah. Gatot menyebut, ada empat titik fokus konten dakwah DT yang terus diupayakan, agar selalu relevan dengan tantangan zaman.
Pertama, Makrifatullah atau ilmu mengenal Allah SWT. Gatot menjelaskan, tauhid kepada Yang Maha Kuasa menjadi fondasi besar, baik dalam diri, maupun menjalankan organisasi.
“Tak kenal, maka tak sayang. Pribahasanya seperti itu. Makrifatullah ini sangat penting untuk perjalanan hidup begitu juga untuk organisasi. DT sebagai lembaga dakwah, memerlukan ini bukan hanya sebagai alat, tapi juga ruh bagi individu yang memutarkan roda organisasi,” katanya, Senin (6/1).
Kedua, leadership (kepemimpinan). Gatot menjelaskan, leadership merupakan kebutuhan hidup bernegara dan beragama. Gatot menginginkan, DT mampu mencetak pemimpin yang tangguh dan kuat untuk masa depan.
“Leadership diperlukan, kita butuh kepemimpinan yang sangat kuat, salah satu konstruksi DT yaitu menjadi ladang leader, agar setiap perjuangan dakwah tidak seperti buih di lautan,” jelasnya.
Ketiga, entrepreneurship (kewirausahaan). Hampir di setiap lini dan di segala bidang, kata Gatot, umat Islam lemah di bidang ini. Padahal, lanjutnya, 14 abad yang lalu Rasulullah saw mengajarkan perihal jiwa kewirausahaan.
“Rasulullah pernah menjadi pedagang yang profesional, kerjasama dengan investor, membuka jaringan perdagangan, dan hasil dagangnya menjadi modal beliau dakwah ketika beliau diangkat menjadi seorang Nabi atau Rasul, potensi ini yang harus kita bangun di DT,” paparnya.
Terakhir, keempat, wawasan lingkungan. Gatot menilai lingkungan sehat merupakan salah satu kunci lahirnya generasi yang unggul. Di masa yang akan datang, lanjutnya, DT harus mengambil bagian dalam melestarikan lingkungan. Maka mulai tahun 2020, program ramah lingkungan mulai digalakkan kembali.
“Bagaimana mungkin kita tidak memberikan kasih sayang pada makhluk yang lain, sedangkan Islam sebagai agama yang damai, yang menyebarkan kebaikan, mengingkari keburukan. Ekosistem ini sebagai rumah bagi dakwah kita. Tidak hanya untuk dakwah hari ini. Kita harus meninggalkan ekosistem yang baik pula untuk generasi di kemudian hari,” pungkas Gatot.(Elga)