Menjamu Tamu, Tuai Keberkahan
Beberapa waktu lalu, saya bertamu ke tempat salah satu sahabat ketika kuliah. Kini, kita sudah memiliki keluarga dan buah hati. Acara kali ini adalah memenuhi undangan menyambut bulan suci Ramadan di kediamannya. Setelah mendengarkan tausiah, ada sesi diskusi dan tanya jawab. Beberapa tamu yang hadir, antusias bertanya dan berdiskusi. Tidak terasa, waktu kebersamaan sudah hampir berakhir sehingga acara ditutup dengab ramah tamah.
Kami disuguhkan makan dan minuman yang luar biasa. Saya pun bertanya, banyak sekali makanan yang disuguhkan dengan nikmat. Sahabat saya itu menjawab dengan senyum, “Saya teringat Nabi Ibrahim, manusia mulia yang amat memuliakan tamu. Apa pun diberikan dan disuguhkan kepada tamu demi menghormati dan melayani.”
“Saya belum seperti Nabi Ibrahim, namun saya berupaya memberikan yang terbaik yang saya punya. Tamu yang datang mengeluarkan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk memenuhi undangan kemari. Saya pun berusaha menyiapkan berbagai jamuan dengan memberikan kenyamanan pada tamu yang hadir,” lanjutnya.
“Semoga Allah memberikan kemuliaan kepada tamu yang hadir, dan meridai jamuan yang saya sajikan,” pungkasnya.
Masya Allah! Saya mengambil ibroh dari peristiwa tersebut, bahwa pemilik rumah memberikan sajian terbaik bagi tamu. Sebagai tamu pun, kita harus menunjukan adab dan akhlak yang baik agar tidak mengecewakan pemilik rumah.
Mahabaik Allah yang telah menurunkan Islam sebagai penuntun dalam segala aspek kehidupan. Mulai dari keluarga, berinteraksi dengan orang lain, dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Selamat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan, semoga Allah meridai ibadah kita selama satu bulan ini dan insya Allah menjemput Hari Kemenangan di Idul Fitri. Aamiin. (Irma)