Ghibah yang Tiada Bermanfaat
Bahasa sederhana yang mudah dipahami dari ghibah adalah bergunjing. Yaitu membicarakan seseorang tentang hal yang tidak disukainya. Sebuah hadis Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassalam memberi penjelasan tentang makna ghibah ini.
Nabi Muhammad bersabda, “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Lalu Rasulullah bersabda, “Kamu menyebut tentang saudaramu apa yang dia benci.” Kemudian ada seseorang bertanya, “Bagaimana jika yang aku bicarakan memang ada pada dirinya?” Rasulullah menjawab, “Jika yang kau bicarakan ada pada dirinya berarti engkau telah menggunjingkannya. Dan jika tidak ada pada dirinya maka sungguh engkau telah berbuat dusta.” (HR. Muslim).
Membicarakan kejelekan orang lain itu termasuk bergunjing, Kendati pada kenyataannya hal itu memang benar ada pada diri seseorang. Saat seseorang mengatakan bahwa, si fulan begini, si fulan begitu,” kemudian dia diingatkan untuk menghentikan gunjingannya. Lalu ia malah menjawab bahwa tujuan dia menggunjing adalah untuk kebaikan si fulan, apakah dibenarkan bergunjing dengan tujuan demikian?
Berniat mengubah seseorang menjadi lebih baik tidak perlu dilakukan dengan cara menyebarkan aibnya pada orang lain. Orang yang digunjingkan mesti tidak akan menerima jika dia tahu bahwa dia menjadi objek gunjingan. Dia akan sakit hati walau sebetulnya yang dibicarakan itu adalah benar. Persahabatan pun menjadi hancur berantakan, bahkan menjadi permusuhan.
Allah Ta’ala memberikan pemisalan orang-orang yang suka menggunjing sebagai orang yang suka memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ﴿الحجرات : ۱۲
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. al-Hujurat [49]: 12).
Apakah sudi kita memakan bangkai saudara kita sendiri? Dengan kata lain seseorang yang suka menggunjing adalah orang yang suka memakan daging dari bangkai saudaranya sendiri. Jangankan bangkai, daging mentah saja jika dimakan sungguh tidak akan enak rasanya. Bahkan justru akan mengundang banyak penyakit.
Bergunjing hanya akan menghabiskan waktu dan menurunkan kualitas pribadi kita. Maka berhati-hatilah orang yang mempunyai kesempatan lebih dalam berbicara di depan orang banyak. Gunakanlah hati saat berbicara, sehingga bekal ilmu yang kita miliki menjadi bermanfaat.
Siapa pun berpotensi melakukan ghibah. Yang bisa dilakukan adalah memilih lingkungan pergaulan sehingga lingkungan yang kita pilih seyogyanya dapat meningkatkan kualitas keilmuan dan ibadah. Jangan sampai kita terlena dengan obrolan-obrolan yang pada akhirnya menggunjingkan orang lain.
Segeralah tinggalkan majelis pertemuan yang memang sudah mengarah kepada hal-hal yang menjerumuskan kita pada penyakit hati. Berbagai upaya dapat kita lakukan agar terbebas dari kebiasaan bergunjing. Seseorang dengan kemauan kuat untuk memperbaiki dirinya maka akan jelaslah jalan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan dan kemampuan kepada kita untuk menjauhkan diri dari menggunjingkan orang lain. Dan semoga Allah memberikan keberkahan dan kecukupan waktu hanya untuk berbuat kebaikan saja. (KH. Abdullah Gymnastiar)