Memantaskan Diri
Rasulullah saw bersabda, “Setiap anak Adam banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang (mau) bertaubat.” (HR. Tirmidzi).
Sahabat Umar bin Khaththab ra. pernah mengatakan, “Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)”.
Kita tahu bahwa setiap anak cucu nabi Adam as. adalah makhluk yang tiada luput dari kesalahan dan dosa. Dan, kita pun tahu bahwa setiap kesalahan dan dosa pasti akan ada balasannya. Sedangkan kita sadar bahwa kita tidak akan sanggup menanggung beratnya panas neraka sehingga kitapun ingin selamat darinya. Akan tetapi, sudahkah kita memantaskan diri agar selamat dari panasnya api neraka?
Dalam urusan lain misalnya dalam urusan jodoh, tidak sedikit orang yang berupaya sekuat tenaga demi mendapatkan seseorang yang baik yang ia inginkan untuk menjadi pasangan hidupnya. Sampai-sampai ia lupa bahwa Allah Dzat Yang Maha Menentukan. Orang itu berusaha mengejar calon yang ia inginkan, ia memohon agar maksudnya diterima, agar lamarannya diterima. Namun, sudahkah ia berupaya juga sekuat tenaga memantaskan dirinya sendiri untuk mendapatkan jodoh yang sholeh/sholehah?
Saudaraku, penting bagi kita untuk lebih melihat ke dalam diri kita sendiri, memeriksa ke dalam diri sudahkah kita ini pantas mendapatkan apa yang kita inginkan? Kita ingin selamat di dunia dan akhirat, lantas sudahkah kita bersungguh-sungguh memantaskan diri kita untuk mendapatkannya? Sudah betulkan ibadah kita, sungguh-sungguhkah kita menjaga kebersihan niat dari amal-amal kita agar hanya lillaahi ta’ala? Sudahkan kita sungguh-sungguh dalam bertaubat agar Allah mengampuni kita dan rida kepada kita?
Marilah kita sempurnakan ikhtiar dalam memantaskan diri di hadapan Allah SWT untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang selamat di dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT melimpahan hidayah dan rida-Nya kepada kita semua. Aamiin yaa Robbal’aalamiin.
[KH. Abdullah Gymnastiar]